Selasa, 29 April 2014

#Tidak Otomatis





Pribadi yang hangat, menerima kekurangan orang lain. Jika dia pergi kita tidak terlalu menyesal. Sedih sudah pasti. Tapi mempraktekkannya yang susah. Susah sekali. Apapun yang ada dihati pasti akan terlihat di wajah,  itu masalahku. Jika  tidak suka pada seseorang dan sesuatu hal. Akan tergambar di wajahku. Apa saya harus pura – pura baik ? munafik dong jadinya, huffttt… 

Oke perlu mendefinisikan. Niat jahat tidak akan tercatat sebagai sebuah kesalahan sampai niat itu dilaksanakan. Niat baik walaupun hanya diniatkan saja sudah mendapat kebaikan apalagi sampai dilaksanakan. Baik sekali Allah. Berarti munafik itu terlihat nyata sebagai kesalahan jika dilaksanakan. Kalau lagi marah dan jengkel dan berusaha kuat menahannya dihati bukan berarti munafik. Hanya berusaha tidak menyakiti orang.
Berlaku baik pada orang yang berbuat baik pada kita itu biasa. Tapi berlaku baik pada orang yang jahat pada kita itu yang luar biasa. Hal – hal yang luar biasa membutuhkan kebiasaan. Kebiasaan baik itu tidak bicara soal usia. Tapi memang harus ditanamkan sejak dini. Sejak kecil. Tapi jika kebiasaan baik, menyapa kita di usia dewasa. Kita hanya perlu kesungguhan. Karena orang dewasa yang baik itu tidak hanya mengerjakan hal – hal yang menyenangkan tapi hal – hal yang harus dikerjakan. 

Jadi ceritanya, saya  sedang dihadapkan pada seseorang yang  menguras  tabungan kebaikanku. Yang jika dihati terbesit ‘’Betapa baiknya diriku ini ’’ maka seketika itu juga hilang tanpa bekas. Lakukan dan lupakan mungkin begitu. Tapi sayakan manusia? Oke, kalau begitu jangan lupa berdoa.  Bagi yang percaya pada Tuhan. Bagi yang tidak. Cukup akui saja sebagai reward kerja diri, dan tidak terlalu mengeforiakannya. Saya tau orang yang tidak percaya tuhan tapi baik selalu percaya konsekwensi logis. Kecuali orang yang sombong, berlaku pada orang yang percaya tuhan dan tidak. mereka sama saja. 

Yang mau saya bilang adalah. Banyak hal yang berdiri sendiri. Kalaupun mau kita kaitkan tidak serta merta menjadi satu kesatuan yang utuh. Misalnya pakai jilbab dan tingkah laku.  Belum tentu yang pakai jilbab tingkah lakunya bagus. Begitupun sebaliknya.  Saya  hanya perlu belajar memakai jilbab sebagai sebuah kewajiban dan  belajar mempercantik tingkah laku.  Jilbab berdiri sendiri dan tingkah laku  berdiri sendiri. 

Menjadi dewasa berdiri sendiri, menjadi baik berdiri sendiri, menjadi sholeh berdiri sendiri, menjadi kuat berdiri sendiri, menjadi disiplin berdiri sendiri, menjadi sederhana berdiri sendiri. Menjadi berani berdiri sendiri, menjadi pribadi yang hangat berdiri sendiri, kalau saya bisa menggabungkan semua sifat anggun itu dalam diri satu manusia  sangat luar biasa. Kalau serasa tidak mungkin. saya hanya bisa berusaha, berusaha dan berusaha. Tidak otomatis menjadi dewasa dan memakai jilbab seluruh perangai menjadi malaikat tapi juga bukan berarti harus menjadi devil.

#Proposal Skripsi dan Perang Sun Tzu




Genap sebulan, Aku masih menunggu untuk ujian proposal  tugas akhirku. Kendala  administrasi. Tidak membolehkan hanya satu mahasiswa saja yang  maju duluan. Mungkin,  melatih kebersamaan.  Itu artinya aku harus benar – benar  mempertahankan semangatku. meminta  pada Allah untuk  membantuku menjaga semangat dan menjadi orang yang melakukan  apa yang dia katakan. Semangat yang sempurna.

Judul tugas akhir yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya.  Konsentrasi pada  pesan kekuasaan dalam film. Dan hari – hariku adalah menonton film bergendre perang padahal  aku benci sekali film kekerasan. Aku lebih suka film keluarga dan percintaan. Serasa  mual sehabis nonton. Pukulan dan memar,  tembakan dan darah. Teriakan dan air mata. Hari – Hari perang adalah hari dimana hidup tidak punya waktu panjang, setiap detik adalah pertaruhan nyawa, apa disana cinta masih bisa hadir ? bukan soal cinta dalam keluarga, bukan soal adakah cinta dihati yang membunuh.  Maksudku, apakah anak – anak mudanya  pernah merasakan jatuh Cinta? Saat gemuruh peluru berseliweran  yang buat awan tersisa kabut hitam. Apakah mata masih bisa saling beradu diantara granat dan bom ? apakah ada waktu menciptakan rasa dalam rongga dada,  rasa anak muda bertemu baligh.

Ok, fine. Perang itu niscaya. tidak hanya tampak di alam nyata tapi juga alam imajiner. Kalau aku harus menunggu untuk ujian proposal berarti aku sedang berperang melawan ego, memang tidak harus mempertaruhkan darah apalagi harus bangun atau jatuh cinta.  Tapi mempertaruhkan semangat. Agar bisa mengakhiri perang dengan elegan ala Sun Tzu.

     
                                                                               






Jumat, 25 April 2014

Oleh - Oleh buat calon Orangtua.:)

Sedikit oleh-oleh dari Seminar Parenting "Smart Parents Smart Children" yang diadakan Has Darul Ilmi 12 April 2014.
Materi yang sangat bagus untuk para orang tua yang diberikan oleh Bunda Kurnia Widhiastuti dari Sygma Parenting Community.
Tidak terasa, sebenarnya waktu kita untuk mendidik anak itu sangatlah singkat.
Saat anak sekolah ditempat jauh, saat anak waktunya kuliah di kota lain, saat ia menikah...
Sangat singkat Bunda!
Gunakanlah waktu sebaik-sebaiknya untuk menanamkan hal baik ke anak, karena tidak terasa, itu akan segera berlalu.
Waktu berharga pengasuhan anak:
7 tahun pertama (0-7 tahun):
Perlakukan anakmu sebagai raja.
Zona merah - zona larangan
jangan marah-marah, jangan banyak larangan, jangan rusak jaringan otak anak.
Pahamilah bahwa posisi anak yang masih kecil, saat itu yang berkembang otak kanannya.
7 tahun kedua (7-14 tahun):
Perlakukan anakmu sebagai pembantu atau tawanan perang.
Zona kuning - zona hati-hati dan waspada.
Latih anak-anak mandiri untuk mengurus dirinya sendiri, mencuci piring, pakaian, setrika, dll.
Banyak pelajaran berharga dalam kemandirian yang bermanfaat bagi masa depannya.
7 tahun ketiga (14-21 tahun):
Perlakukan anak seperti sahabat.
Zona hijau - sudah boleh jalan.
Anak sudah bisa dilepas untuk mandiri. Mereka sudah bisa dilepas sebagai duta keluarga.
7 tahun keempat (21-28 tahun):
Perlakukan sebagai pemimpin.
Zona biru - siap terbang.
Siapkan anak untuk menikah.
Pada masa anak-anak yang berkembang otak kanannya. Otak kiri berkembang saat usianya menjelang 7 tahun. Anak perempuan keseimbangan otak kanan dan kirinya lebih cepat. Sedangkan anak laki lebih lambat. Keseimbangan otak kanan dan kiri pada anak laki-laki baru tercapai sempurna di usia 18 tahun, sedangkan anak perempuan sudah cukup seimbang otak kanan dan kirinya di usia 7 tahun.
Ampun dah lama bener ya?
No wonder our hubby suka rada ajib. He...he....
Ternyata ada rahasia Allah mengapa diatur seperti itu.
Laki-laki dipersiapkan untuk jadi pemimpin yang tegas dalam mengambil keputusan. Untuk itu, jiwa kreatifitas dan explorasinya harus berkembang pesat. Sehingga pengalaman itu membuatnya dapat mengambil keputusan dengan tenang dan tepat.
Sementara perempuan dipersiapkan untuk jadi pengatur dan manajer yang harus penuh keteraturan dan ketelitian.
Untuk memberi intruksi pada anak, gunakan suara Ayah. Karena suaranya bas, empuk dan enak di dengar.
Kalau suara Ibu memerintah, cenderung melengking seperti biola salah gesek. Itu bisa merusak sel syaraf otak anak. 250rb sel otak anak rusak ketika dimarahin.
Solusinya, Ibu bisa menggunakan bahasa tubuh atau isyarat jika ingin memberikan instruksi.
Suara perempuan itu enak didengar jika digunakan dengan nada sedang. Cocok untuk mendongeng atau bercerita.
Cara berkomunikasi yang efektif dengan anak:
1. Merangkul pundak anak sambil ditepuk lembut.
2. Sambil mengelus tulang punggung anak hingga ke tulang ekor.
3. Sambil mengusap kepala.
Dengan sentuhan ada gelombang yang akan sampai ke otak anak sehingga sel-sel cintanya tumbuh subur.
Demikian sedikit oleh-olehnya. Mudah-mudahan bisa bermanfaat....

Rabu, 23 April 2014

#Pemimpin

 Cahyadi Takariawan

Bukan karena kamu pemimpin maka kamu boleh berbuat sekehendak hati kamu. Menjadi pemimpin yang ditakuti, itu biasa. Menjadi pemimpin yang dicintai, itu baru luar biasa.
Syaikh Muhammad Abduh menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pemimpin dalam firman Allah "ar rijalu qawwamuna 'alan nisaa" adalah kepemimpinan yang di dalamnya pihak yang dipimpin bebas berbuat menurut kehendak dan pilihannya, dan bukan kepemimpinan dimana orang yang dipimpin itu ditekan dan dirampas kehendaknya.
Menilik pemaknaan di atas, ketrampilan memimpin yang menyebabkan orang-orang yang dipimpin merasa senang, bahagia, tenang, leluasa dan teroptimalkan potensinya, amatlah diperlukan.
Agar tidak menjadi pemimpin yang arogan, otoriter, sewenang-wenang, tidak peka terhadap keinginan pihak yang dipimpin. Agar tidak menjadi pemimpin yang menyusahkan dan menyakiti hati pihak yang dipimpin.

Selasa, 22 April 2014

Khutbah nikah oleh Ust. HM. Anis Matta

Khutbah nikah oleh Ust. HM. Anis Matta

Semoga dapat diambil manfaatnya untuk yang sudah, maupun belum
.........................................

Kita seringkali menganggap pernikahan itu adalah peristiwa hati. Padahal sesungguhnya pernikahan adalah peristiwa peradaban.

Ini bukan cuma tentang 2 manusia yg saling mencinta lalu mengucap akad. Tetapi bahkan ini merupakan peristiwa peradaban yg mengubah demografi manusia

Pernikahan adalah sayap kehidupan. Rumah adalah benteng jiwa. Jika di rumah kita mendapat energi memadai, di luar rumah kita akan produktif

'Sakinah' bukan cuma 'tenang'. Ia berasal dari kata 'sakan' yang artinya 'diam/tetap/stabil'. Maka ia menjadikan tenang karena stabil, bukan tenang yang melalaikan

Sakinah adalah perasaan tenang yang lahir dari kemantapan hati. Manusia menjadi tenang saat kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi secara komprehensif

Al Quran menjelaskan: 'Kami jadikan air sebagai sumber kehidupannya'. Air (mani) merupakan: sumber (simbol) stabilitas (psikis saat diatur volumenya dalam tubuh) dan produktifitas (kualitas semangat & kuantitas keturunan)

Hakikat pernikahan tidak bisa dipelajari dari manapun. Learning by doing. Islam mengarahkan menikah muda agar rasa penasaran itu cepat terjawab.

Agar setelah 'rasa penasaran' itu terjawab, perhatian seseorang bisa lebih banyak tercurah dari urusan biologis ke intelektualitas-spiritualitas.

Tidak perlu takut terhadap beban hidup, yang perlu dilakukan hanya mengelolanya. Sebab pelaut ulung pun lahir setelah melewati gelombang-gelombang samudera

Yang bisa membuat kita melewati gelombang itu adalah persepsi awal yang benar tentang cinta. Yaitu cinta sebagai dorongan untuk terus memberi pada yang kita cintai

Hubungan yang terbina dari sini bukan hanya hubungan emosional, tapi juga spiritual-rasional. Karna keluarga ini adalah basis sosial terkecil untuk membangun peradaban.

#Mahasiswa itu....

6 Profil Merpati HI

1. JANTAN, Berani bertanggung jawab, berani hidup mandiri dan mampu mengatasi tantangan. Berani jujur pada diri sendiri dan orang lain. Ksatria dan berani mengakui kesalahan yang diperbuatnya.

2. AKTIF, Bergerak di mana dan ke mana saja ia dibutuhkan. Pekerja keras, organisator, kreatif dan berpotensi menjadi pionir.

3. KREDIBEL, Dapat dipercaya dan mampu menanggung amanah yang dibebankan kepadanya. Pantang menyerah sebelum tugas terlaksana dengan sempurna.

4. IMPRESIF, Berkepribadian kuat, berwibawa dan mengesankan. Mampu menyalurkan aspirasi dan harapan teman-temannya. Mampu memotivasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Percaya diri dan senantiasa berusaha menjadi yang terbaik di lingkungan manapun ia berada.

5. FUTURISTIK, Selalu Berorientasi ke masa depan dan sarat dengan visi global. Berwawasan luas dan mampu mengantisipasi perbuatan zaman. Amat percaya pada esok hari sehingga ia tidak ragu mengambil keputusan demi progresitivitas.

6. INTELEK, Indeks prestasi di atas rata-rata. Ini berarti tidak hanya mementingkan organisasi, belajar tetap menjadi porsi utama sebagai konsekuensi logis masyarakat ilmiah. Menguasai informasi, sebab siapa yang menguasai informasi berarti menguasai dunia.

Rabu, 16 April 2014

#Rencana

Kita hanya berencana dan menulis semua mimpi dan harapan. Iya,   merencanakan keberhasilan adalah merencanakan hari esok.  Hidup tanpa rencana adalah merencanakan kegagalan.
Akhir – akhir masa kuliah dan sedang dalam tugas akhir dengan sejuta rencana yang matang menurutku adalah  kelegaan tersendiri. Saya tidak takut lagi akan masa depan, tidak shock future seperti empat tahun lalu. (2006-2010).
Segalanya seperti tersedia didepan dengan jelas, malah sekarang jadi Shock present akibat masalah keuangan yang tak terkendali (minta uang terus sama ortu) rasanya uang tak pernah cukup padahal saya bukan tipe Shopaholic BGT, Palingan juga beli makanan.

J yah… banyak hal tak terduga membersamai hidup ini. Terlalu banyak hal yang harus dihadapi dalam hidup ini, Terlalu banyak urusan yang hasus diselesaikan.dalam hidup ini.

Dengan merencanakan hari Esok bukan berarti mendahulukan takdir Allah. Tapi lebih memberi kanal agar air (mimpi) kita tidak merembes kemana – mana dia akan terus mengalir , terus mengalir sampai ke laut.
 Mimpiku dibatasi oleh ruang dan waktu.
’’ kak rencananya setelah ini mau kemana? Pesan pendek dari Amel, saudari yang sudah kuanggap sebagai adik sendiri. saya tentu saja membalasnya dengan cepat kilat, tanpa harus berfikir lagi, jawaban yang sudah saya pikirkan  semalam suntuk *Segitunya.
Insha Allah setelah ini, pulang kampung, apply for job selama 2 tahun  agar bisa mendaftar beasiswa S2 Luar Negeri. Dalam penantian kuliah S2 itu jika ada pria yang Sholeh datang melamarku. Aku akan menerimanya.
 ….. Asiikk…amin kak,,, Dibalas Amel..

*diujungmalam.#tugas Akhir
Makassar,16 April 2014. 

Dasar-Dasar Pendidikan Anak Menurut Platon

hikmah itu berserakan dimana - mana sekalipun dari mulut musuh,,,,tapi bukan berarti hikmah dibawah ini dari musuh yah... saya hanya mau menyimpannya sebagai referensi.:)

diambil dari fb pak Alfathri Adlin  Dasar-Dasar Pendidikan Anak Menurut Platon
===================================
Diterjemahkan oleh Tessa Sitorini
Platon banyak mencurahkan perhatiannya kepada pendidikan anak sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karenanya ia berpendapat bahwa pendidikan anak seharusnya menjadi tanggung jawab negara (Republic, 2, 376)dimana setiap anak wajib mendapatkan pendidikan yang layak. Selanjutnya negara sepatutnya mengelola dengan baik pembiayaan untuk para pendidik serta semua staf yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan. (Laws, 7, 764, 804, 813)
Prinsip dasar pendidikan anak menurut Platon adalah bahwa anak tidak dididik untuk dijadikan komoditas kehidupan semata dimana pendidikan berorientasi pada pemenuhan suplai tenaga kerja dan dengan demikian manusia dibentuk tidak ubahnya seperti robot-robot yang dipersiapkan untuk menjadi budak-budak mesin industri dalam kehidupan. Dalam jargon umum yaitu: sekolah tinggi – dapat kerja dengan gaji bagus – berkeluarga – membangun kemapanan kehidupan dan mati dalam keadaan sejahtera. Menurut Platon pendidikan selayaknya untuk menghasilkan henersai yang mempunyai hasrat untuk menjadi perfect citizen, dalam arti orang yang mengerti fungsi dan peranan dirinya dalam masyarakat. (Laws, 1, 643). Selanjutnya Platon juga menekankan pendidikan budi pekerti di atas pendidikan logika, dengan mengatakan bahwa “Education is thus the correct channeling of pains and pleasures” (Laws, 2, 653) yang bertujuan untuk mempertahankan sifat-sifat baik yang ada dalam diri anak dan kemudian mengembangkannya. (Republic, 3, 398, 401)
Pendidikan Prenatal dan Usia Balita
Platon merekomendasikan pendidikan jiwa dan raga manusia dimulai sejak anak di dalam rahim, salah satunya dengan menyarankan kegiatan jalan kaki bagi para wanita hamil. Selain itu disarankan bagi anak usia balita agar melakukan banyak kegiatan fisik yang berfungsi sebagai penyeimbang bagi perkembangan jiwanya. (Laws, 7, 758, 759)
Storytelling
Dalam pandangan Platon kegiatan storytelling menempati peranan utama dalam pembentukan karakter anak dan kegiatan ini sebaiknya sudah dimulai sejak dini bahkan sebelum anak diperkenalkan dengan pendidikan fisik. Cerita yang disuguhkan kepada anak hendaknya yang bersifat legenda kepahlawanan. Hindarkan memperkenalkan anak dengan cerita yang menakutkan, seperti kisah monster, kengerian neraka atau kutukan dsb untuk menghindari anak menjadi bersifat penakut. Karena anak seharusnya dilatih untuk menjadi pemberani dan bebas dari takut akan kematian. (Republic, 2, 377, 383)
Aktivitas Bermain
Platon percaya bahwa karakter anak akan terbentuk saat ia bermain. Di sisi yang lain orang tua juga harus menekankan disiplin dalam kadar yang tepat dan bukan untuk mengintimidasi anak dan juga tidak membiarkan anak tenggelam dalam kesenangan bermain. (Laws, 7, 792). Anak yang terlalu dimanja dengan kemewahan hidup akan membuatnya tumbuh menjadi bertemperamen buruk dan irritable, kemudian dalam perkembangannya ia akan mengalami kesulitan ketika harus berkonfrontasi dengan kenyataan pahit dalam kehidupan. (Republic, 3, 395)
Para pendidik dianjurkan untuk menyediakan bermacam model permainan yang bisa menyalurkan bakat dan potensi anak yang berkaitan dengan aktivitas yang akan mereka tekuni di saat mereka dewasa. Platon menyarankan agar anak-anak dibiarkan bermain bersama, walaupun demikian sudah mulai dikenal pemisahan jenis kelamin sejak anak berusia 6 tahun, tapi baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kegiatan yang sama seperti menunggang kuda, memanah, danca ataupun permainan gulat (untuk mengembangkan kekuatan dan ketahanan fisik).
Permainan anak sangat diperhatikan oleh Platon, karena menurutnya permainan yang anak-anak lakukan di masa kecil berperan penting untuk pembentukan hukum dalam negara. (Laws, 7, 795-797)

Senin, 14 April 2014

#Ada yang salah

saya suka sekali tulisan ini.  di Ambil dari facebooknya kak Mustika Tika


"ADA YANG SALAH..."
-
Dulu... orang tua kita berangkat bekerja setelah matahari terbit dan sudah kembali ke rumah sebelum matahari terbenam.
Walaupun memiliki anak yang banyak.....rumah dan halaman pun tetap luas, bahkan tidak sedikit ada yang memiliki kebun...dan semua anak-anaknya bersekolah....
Sekarang....banyak yang berangkat kerja subuh dan sampai rumah setelah isya, tapi rumah dan tanah yang dimiliki tidak seluas rumah orang tua kita, dan bahkan banyak yang takut memiliki anak banyak karena takut kekurangan....
"Dan sungguh akan اَللّÙ‡ُ berikan cobaan kepada manusia dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta...."
(Al Baqoroh (2) AYAT 155)
Ada yang salah dengan cara hidup orang modern....
Orangtua kita hidup tanpa banyak alat bantu....tapi tenang menjalani hidupnya...
Sementara kita yang dilengkapi dengan pampers, mesin cuci, kompor gas, HP, kendaraan, TV, email, FB, Twitter, , ipad, ruangan ber AC dll..harusnya mempermudah hidup ini....tapi ternyata tidak, sampai2 tidak sempat kita menikmati hidup karena semuanya dilakukan terburu-buru...
...berangkat kerja, TERBURU-BURU...
...pulang kerja, juga TERBURU-BURU...
...makan siang, TERBURU-BURU...
...dilampu merah, TERBURU-BURU...
...berdo'a pun, TERBURU-BURU...
...bahkan sholatpun, TERBURU-BURU...
sifat diatas bukti dari Al-Qur'an surat Al Isra' (17) ayat 11
" Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa"
Hanya mati........yang tidak seorangpun mau TERBURU-BURU....
Saking takutnya akan kurangnya harta untuk keluarga sampai-sampai kita HITUNGAN dalam BERSEDEKAH, sementara اَللّÙ‡ُ tidak pernah hitungan dalam memberi rizki kepada kita.
"Setan menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan dan menyuruh berbuat kikir...."
(Al Baqoroh (2) AYAT 268)
Bahkan saking lebih takutnya kita kehilangan pekerjaan hingga berani melewatkan sholat subuh, sholat maghrib dsb..
Sampai di manakah hidup kita pada hari ini.....???
--- semoga bermanfa'at --

Make- Up

Kadang saya merasa cantik bisa mengetahui banyak pengetahuan formal dari berbagai sumber terpercaya dan tercanggih dan sedikit menganggap tidak cantik untuk pengetahuan  non formal.  Belakangan saya merasa seperti sedang memakai make – up mudah saja luntur. Ternyata saya membutuhkan  pengetahuan non formal seperti merapikan kamar, membersihkan piring sehabis makan dan menaruh barang pada tempatnya.  Agar, jika make - upnya luntur pesonanya tidak langsung hilang.
Tapi janji, saat saya memasukkannya dalam prinsip hidup. Saya berusaha untuk selalu menepati janji namun alhasil dari 100% janji 80% saya ingkari.  Untuk masalah janji tidak hanya melunturkan make – up tapi menghilangkan pesona secara langsung. ..oh No! L


Belajar.... I am in LOve..

Empat tahun lalu saya merasa Shock Future (2006 – 2010) akibat belum memahami ilmu yang kupelajari di tanah rantau. Tulisan ini sedikit banyak menguatkan prinsip hidup yang saya buat dulu. Bahwa kuliah tidak hanya untuk memperoleh pekerjaan dan sekedar pemenuhan perut tapi lebih kepada menjadi manusia pembelajar yang selalu memberi manfaat tidak hanya bagi dirinya tapi bagi sesama.
 Semoga bertahan hingga hari ini.# istiqomah.

 BANGSA "PENYEDIA KULI" UNTUK SELURUH DUNIA
Pada tanggal 2 Desember 2009, saya memberikan materi di Pelatihan Menulis Ilmiah Jilid II. Saya berbicara tentang kondisi pendidikan kita yang menyedihkan: dari mulai dosen yang gombal dan sekolah sampai S3 pun cuma buat jabatan dan golongan, tidak punya gairah dan kecintaan terhadap pengetahuan yang menjadi bidangnya, membuat tulisan ilmiah asal-asalan (bayangkan, ada dosen membuat disertasi dengan tema "Konsep Tauhid menurut Muhammmad Abduh sebagaimana tertuang dalam Kitab Tauhid-nya", itu sih resensi, masak bisa jadi disertasi???), dan diimbangi oleh mahasiswa yang doyan main game saban malam dengan alasan penghilang stress akibat beban kuliah padahal IP-nya juga cuma dua koma alhamdulillah, dan sebagainya, dan sebagainya....

Salah satu hal yang sangat saya sesalkan adalah orientasi pendidikan kita. Seolah pendidikan itu untuk membuat peserta didik bisa menjadi mapan secara ekonomi di masa depan. Akhirnya muncullah promosi-promosi sekolah yang berorientasi "profesional", bunyinya: kuliah cepat, mudah dapat kerja dan bergengsi. Bahkan Presiden kita pun menghimbau para pendidik untuk mencetak peserta didik agar siap kerja atau malah menciptakan lapangan pekerjaan. Sejak kapan sih pendidikan buat mencetak orang untuk semata berorientasi pada kemapanan ekonomi? Pendidikan hanya mengajar hal-hal yang pragmatis agar orang bisa bekerja sewaktu lulus nanti. Bakat keilmuan, wah mohon maaf, harap minggir dulu deh, Indonesia lagi fokus sama urusan perut. Pendidikan sekarang harus fokus untuk mencetak manusia bermental kuli upahan sebanyak-banyaknya...

Nah, yang membuat saya terkejut, ternyata ada salah satu peserta yang berasal dari DIKNAS. Dia berkata bahwa setelah mendengar paparan saya, dia merinding, karena di DIKNAS Bandung sudah dicanangkan bahwa tahun 2015 diproyeksikan ada 70% lulusan sekolah kejuruan dan hanya 30% lulusan SMU, dengan harapan akan semakin banyak orang yang lulus SMA bisa terserap ke dunia profesional, atau eksplisitnya siap jadi "kuli upahan" dalam berbagai bentuk. Saya menjawab bahwa saya juga balik merinding mendengar hal ini. Rupanya para pemimpin bangsa kita sedang mengarahkan bangsa ini untuk beramai-ramai menjadi dan bermental kuli. Apakah mereka tidak mempertimbangkan berapa persen dari 70% itu yang berbakat menjadi fisikawan? biolog? dokter? filsuf? sosiolog? dan sebagainya? dan sebagainya? Para pemimpin yang punya kuasa membuat policy itu hanya memukul rata begitu saja: "mari kita ciptakan bangsa ini menjadi bangsa yang menyediakan kuli dan bermental kuli".
Ya Allah, apakah ini masa depan Indonesia? Dari mulai TKI atau TKW yang tidak tamat SD sampai mereka yang lulus bangku kuliah, semuanya sama, bermentalitas kuli. Gak penting mencari ilmu yang mendasar dan mendalam, yang penting dapat kerja dan bisa bertahan hidup, lebih bagus kalau kaya raya.
Bagaimana mau lahir pemikir dan ilmuwan besar, kalau pendidikan sekolah tidak mengalirkan anak pada energi minimalnya, lalu bimbingan belajar hanya mengajarkan cara cepat menyelesaikan soal dan bukan mengajarkan kenapa rumus ini demikian? Apa pemikiran mendasarnya sehingga rumus itu jadi demikian?
Kalau pendidikan cuma mengarahkan orang jadi 'tukang nyelesein soal' lalu 'lulus dengan nilai baik' kemudian 'siap jadi koeli berdasi' maka lupakan soal semua potensi yang kita punya dalam diri kita sendiri.
Duh Gusti, itu kan kualitas hidup kayak tumbuhan, hanya sebatas kehidupan nutritif saja. Ke arah itukah para pemegang policy pendidikan mengarahkan masa depan bangsa ini?

Roy Voragen, seorang filsuf ganteng dari Belanda yang kini memilih tinggal di Bandung, pernah berkata: Hal paling mendasar yang harus dibenahi di Indonesia adalah pendidikan. Malu sekali Roy mendengar ucapanmu, karena bangsa saya sendiri gak merasa ada yang salah dengan orientasi pendidikannya....

(Alfathri Adlin, yang selalu remuk redam setiap kali melihat dan mendengar kondisi pendidikan di Indonesia...)

Rabu, 09 April 2014

#Setting

Dari awal dosenku sudah membagi kelompok pro dan kontra menilai tentang Film yang kami nonton. Awalnya kami terbawa suasana saat adegan demi adegan kami lihat, ikut terharu, sedikit mencela dan berteriak jika ada pihak yang teraniaya. Kali ini kami nonton film perang. Film itu selalu menarik dan asik, tanpa sadar kami membuat pengamatan besar dan rumit berdasarkan Sejarah, Geografi, Hukum Perang, diplomasi, pengambilan keputusan dari Film. kami tidak sadar, pikirnya hanya nonton biasa.

Setting. Kata dosenku, karena kita sudah disetting dari awal untuk menilai sesuatu dasarkan pembagian pro dan kontra. Dari situ kadang – kadang kalau nonton film dari produksi yang sama. Biasanya yang pro selalu membenarkan walaupun kurang tepat. Dan yang kontra selalu curiga duluan maksud Filmnya. walaupun begitu Film selalu menarik dan asik tanpa sadar kami sudah jadi pengamat, analis dan pengambil keputusan.
Berada di Kelas ini seperti kerja Film. Setting dan menangkan psikologinya. 

#Bikin Film Propaganda INA

Saya selalu punya kenalan baru ditempat ini, ruang penuh buku, dingin dan tenang. dan akhirnya kami menjadi akrab. Dia memulai pembicaraan dan saya memperkenalkan diri padanya. Kami duduk mengintari meja yang sama, ada beberapa buku yang menjadi referensinya dan juga referensiku, bedanya dia menulis cerita kriminal dan saya menulis tugas akhir.

Dia sudah menulis ceritanya sampai episode 9, yang menurutku ceritanya rumit, perenungan mendalam itu sedikit membutuhkan waktu sendiri. lalu dia menawariku Series Film AS, bercerita tentang seorang perempuan yang mencurahkan pemikirannya menjadi penasehat presiden, yang sedikit banyak menjadi referensi dalam menulis cerita Kriminalnya. Lalu dia bertanya..’’Kak…kenapa tidak ada Film propaganda Pemerintah Indonesia Seperti AS?

Senin, 07 April 2014

#Jaminan

Jaminan.
Saya, Tidak hanya akan berada pada satu kondisi tertentu dan hanya akan dikenal untuk posisi tertentu. Everything will be Change. Tidak ada jaminan. Kalau kemarin saya hanya akan memakai baju berwarna gelap saja, sekarang saya sudah bisa menerima warna yang terang. Kalau kemarin saya hanya menonton film jika direkomendasikan sekarang malah jadi bahan tugas akhir, kalau hari ini saya amat menyukai  kopi dan hujan, sangat jauh berbeda dengan empat tahun yang lalu. Tidak ada jaminan. Saya hanya perlu meyakini sesuatu yang berubah hanya perubahan itu sendiri dan agama menjadi barometernya. 

Kalau Francis  Fukuyama begitu percaya dengan akhir dari sejarah Ideologi adalah Liberalis. Samuel Huntington hadir dengan tesis kebangkitan kekuatan baru sebagai tandingan liberalis, Tesis Samuel memang belum akhir dari sejarah. Tapi hal ini menjadi pijakan untuk kebijakan selanjutnya. sebuah  kutipan menarik, bahwa sejarah selalu bicara tentang tiga orang. orang yang sudah meninggal, orang masa kini  dan orang yang baru lahir nanti. Bertindak sesuai dengan zamannya. Fukuyama hanya bicara tentang dua orang, orang yang sudah meninggal dan orang masa kini dia melupakan orang  yang, baru akan lahir dengan semangat baru dan tantangan baru, sesuai dengan Zamannya.


Jumat, 04 April 2014

Teman dan Mimpi

Teman kelasku baru saja kembali dari, saya lebih suka menyebutnya Andalusia, Imperium yang pernah Berjaya pada masanya. Karena dia baru kembali dan baru ngumpul lagi dengan kami teman – teman kelasnya maka dia seperti kena todong. Kami yang hanya bertujuh dikelas itu, meminta oleh – oleh luar negeri darinya sampai minta di traktir makan malam.

Dia masih Seperti biasa, dia yang bicaranya cepat, jalannya cepat dan cepat juga mengelilingi Andalusia mendahului kami memberikan special Nice treat, kami minta diambil gambar,mengabadikan pertemuan itu, oleh salah seorang Waitress yang dari awal kami sudah tau namanya Hakim karena dia dipanggil saat temanku mau meihat buku Menu dan tidak lupa meminta Pin BBnya. Eh, bukan Kami tapi salah satu temanku dan berhasil memiliki pin BB itu. Saat ambil gambar selesai , temanku yang lain perkenalkan pada Waitress itu bahwa kami calon sarjana loh, dengan suara khasnya tidak lupa menutupnya dengan tertawa.
(dan sebentar lagi akan mengelilingi Andalusia Seperti teman yang sedang mentraktir kami itu. maybe dream, but it must!)

Dian Treatment

Jumat, 4 April 2014
Teman kelasku baru saja kembali dari benua Eropa. Karena dia baru kembali dan baru ngumpul lagi  dengan kami teman – teman kelasnya maka dia seperti kena todong. Kami yang hanya bertujuh dikelas itu, meminta oleh – oleh luar negeri darinya sampai minta di traktir makan malam. Jadilah kami berenam ditaktir olehnya. Jumat malam yang mengesankan saya dibonceng  Dian, Vini membonceng Ria, Ilham dan Chika sementara Ikki sendiri. Dengan 4 motor itu kami melaju ke Swiss bellin salah satu hotel dekat Mall Panakukang Makassar.

Sampai di Swiss Bellin kami menuju ruang Pizza Itali di lantai 2. Sudah sempat duduk  mengintari meja dan sang pelayan menghampiri eh, ternyata not available sedang dalam perbaikan tempat. Hotel ini juga  punya jalur langsung menuju Mall Panakukang jadinya kami tidak perlu keluar dulu untuk ke Mall sebelah. Sudah pukul 9 lewat tapi kami tetap menunaikan misi makan malam. Pizza Hut selalu jadi tempat andalan. Kami mulai memesan sesuai keinginan.hahah iya gratis…. Dian yang bayar.. hahah. J

Saya tidak terlalu tau nama  makanan yang dipesan, yang saya tau hanya pizza untuk spesifiknya saya tidak tau.  Vini menawariku minuman  green Tea  Milk Sake, sedang dia Grean tea biasa, Chika  Leci, Ria Hot Chokelat belss, Dian, Ikki dan ilham sepeearce Chocacola. Malam itu yang ada hanya tertawa terus. Saat kami minta di foto sama pelayannya. Vini Perkenalkan kalau kami adalah calon sarjana. Kecuali Dian dan Ilham… hahhaha… ada – ada saja Vini. Ikki kalem saja. sedang Ria membesarkan hati Dian dan Ilham…. Untuk tetap Semangat jangan dimasukin kehati kata – kata Vini.  Di Pizza Hut ini kami penghuni terakhir. saat mau pulang lampu Mall sudah dimatikan..haha.Chika Minta Pin BB pelayan yang diminta tolong buat ambil gambar tadi  Namanya Hakim. Heheh..

Karena kendaraannya kami parkir di Hotel sementara makannya di Mall. Akhirnya kami berjalan kaki dari Mall menuju Hotel jaraknya kira – kira 5 meter. Tetap sama boncengannya.  Sampai dikos sudah pukul 10 malam. Pagar kos sudah di kunci, tapi vini sudah antisipasi duluan meminta nomor penjaga pintu kos. Jadi langsung dihubungi. Saat Ilham mau ikut masuk mengambil tasnya. Penjaga Pintu menahannya karena jam Segini Cowok dilarang masuk. Jadinya Ilham hanya bisa meminta tolong mengambil tasnya.


‘’ Thanks for  the Treat, ya Dian…J