Selasa, 29 April 2014

#Proposal Skripsi dan Perang Sun Tzu




Genap sebulan, Aku masih menunggu untuk ujian proposal  tugas akhirku. Kendala  administrasi. Tidak membolehkan hanya satu mahasiswa saja yang  maju duluan. Mungkin,  melatih kebersamaan.  Itu artinya aku harus benar – benar  mempertahankan semangatku. meminta  pada Allah untuk  membantuku menjaga semangat dan menjadi orang yang melakukan  apa yang dia katakan. Semangat yang sempurna.

Judul tugas akhir yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya.  Konsentrasi pada  pesan kekuasaan dalam film. Dan hari – hariku adalah menonton film bergendre perang padahal  aku benci sekali film kekerasan. Aku lebih suka film keluarga dan percintaan. Serasa  mual sehabis nonton. Pukulan dan memar,  tembakan dan darah. Teriakan dan air mata. Hari – Hari perang adalah hari dimana hidup tidak punya waktu panjang, setiap detik adalah pertaruhan nyawa, apa disana cinta masih bisa hadir ? bukan soal cinta dalam keluarga, bukan soal adakah cinta dihati yang membunuh.  Maksudku, apakah anak – anak mudanya  pernah merasakan jatuh Cinta? Saat gemuruh peluru berseliweran  yang buat awan tersisa kabut hitam. Apakah mata masih bisa saling beradu diantara granat dan bom ? apakah ada waktu menciptakan rasa dalam rongga dada,  rasa anak muda bertemu baligh.

Ok, fine. Perang itu niscaya. tidak hanya tampak di alam nyata tapi juga alam imajiner. Kalau aku harus menunggu untuk ujian proposal berarti aku sedang berperang melawan ego, memang tidak harus mempertaruhkan darah apalagi harus bangun atau jatuh cinta.  Tapi mempertaruhkan semangat. Agar bisa mengakhiri perang dengan elegan ala Sun Tzu.

     
                                                                               






Tidak ada komentar:

Posting Komentar