RUANG TUNGGU
=================
=================
Adalah tunggu, ruang yang selama ini tertata rapi
di hatiku, menanti kehadiran sosokmu yang entah akan seperti apa. Sosok yang
nantinya akan menggenapiku. Aku tak tahu apakah kamu memang benar-benar orang
baru yang belum aku kenal sebelumnya. Atau jangan-jangan, kita sudah pernah
bertemu tapi belum sama-sama tahu. Ah sudahlah, kita lihat saja nanti.
Awalnya aku kira, menunggu adalah pekerjaan yang
membosankan. Seiring berjalannya waktu, aku baru mengerti bahwa menunggu adalah
salah satu kebijaksanaan yang diajarkan Tuhan. Iya, Tuhan selalu lebih tahu
waktu yang paling tepat, bukan? Kita hanya harus menunggu sampai waktu yang
tepat itu datang.
Maka siapapun yang percaya bahwa Tuhan lebih tahu
mana waktu yang paling tepat, harus selalu menyediakan ruang tunggu di hatinya.
Tinggal masalahnya, mau diapakan ruang tunggu itu. Ada yang mengisinya dengan
usaha, ada yang menjalaninya dengan tindakan yang sia-sia, ber-iri ria dengan
pencapaian orang lain, atau bertanya tidak jelas entah kepada siapa kapan saat
untuk dirinya tiba. Ada yang menghiasinya dengan keluh-kesah dan menyalahkan,
ada juga yang mengharumkannya dengan aroma kesabaran yang menyebar layaknya
udara, yang terpusat di ruang tunggu, lalu perlahan menyeruak ke ruang lain di
dalam hati. Tapi apapun itu, pada dasarnya, kita semua sedang melakukan hal
yang sama; menunggu ketetapan-Nya tiba.
Terkait seberapa sebentar atau lamanya kita harus
menunggu, ah aku pikir Tuhan punya kebijaksanaan yang cukup untuk
menentukannya. Toh selama ini Tuhan tak pernah terlambat, Dia selalu tepat
waktu. Lagipula sebentar atau lama itu harusnya tak terlalu menjadi masalah
untuk yang memahami bahwa hidup bukanlah sekedar kumpulan waktu. Hidup adalah
kumpulan kesadaran. Karenanya, nilainya bukan ditentukan dari seberapa sebentar
atau lamanya, tapi seberapa banyak kesadaran yang kita miliki tentang kehidupan
itu sendiri. Kesadaran yang menjelma menjadi hikmah juga pengalaman berharga
dalam setiap episode kehidupan. Begitu juga dengan menunggu. Bukan permasalahan
seberapa lama waktu tunggu, tapi tentang seberapa banyak hal berharga yang bisa
kita dapatkan dari proses menunggu itu sendiri.
Lagipula, siapapun kamu nantinya, seperti apapun
kamu yang dikirim Tuhan untuk menggenapiku, sekarang aku tak lagi merasa sedang
menunggumu, sejak aku mengerti bahwa menunggu adalah bagian dari pertemuan itu
sendiri. Jadi seumpama Tuhan baru mempertemukan kita setahun kemudian misalkan,
maka sebenarnya pertemuan itu sudah dimulai sejak aku sadar dan mempersiapkan
diri selayak mungkin untuk menyambutmu, siapapun kamu yang akan datang itu.
___ Genap, Nazrul Anwar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar