Ini bukan soal usia, soal seberapa banyak pengetahuan, seberapa banyak
pengalaman tapi soal seberapa lama kita pada posisi tertentu dalam
sebuah komunitas, seberapa duluan kita masuk dalam sebuah hirarki dan
yang datang belakangan harus siap menjadi yunior seberapapun banyak
pengalaman, pengetahuan dan apapun itu.
Pelajaran menarik yang dalam interaksi senior dan yunior. Adalah Kepatuhan.
Patuh. seberapa nyamankah senior membuat sang yunior patuh pada
aturannya? Seberapa hebatkah sang senior untuk harus dipatuhi? Seberapa
terhormatnya sang senior untuk harus dihormati?. Tapi bagaimana menanam
rasa nyaman itu?
Kepatuhan bukan sesuatu yang lahir dari
doktrin tentunya tapi lahir dari sebuah interaksi hati saling percaya,
saling menerima, saling mendukung, saling menghormati, saling memberi
masukan, saling mendengar. Karena kepatuhan adalah komunikasi timbal
balik bukan searah.
Wah, susah juga jadi senior maupun yunior kalau kata ‘’saling’’ sudah tidak menyelinap di sanubari masing- masing.
senior memang harus dihormati dan dikritik. Yunior harus patuh pada
senior tentunya untuk hal – hal yang baik. Posisi kita pada predikat
senior dan yunior tidak terlalu penting. Karena itu hanyalah label.
Pribadi kitalah yang harus mengisi label itu dengar kadar agar
berkualitas. kadar kualitas itu adalah serangkaian kesederhanaan dan
kejujuran sikap. boleh jadi kapasitas yunior lebih hebat dari Senior
tapi yunior akan selalu menghormati seniornya dan kalaupun seniornya
lebih hebat dari yuniornya sikapnya akan selalu menghormati yuniornya.
Tapi tidak semua punya sikap seperti itu kan? pastikan kita yang harus punya sikap seperti itu :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar