Minggu, 02 Maret 2014

# Aku 6

2011
Tahun ini sebenarnya aku sudah harus mengabari orang tua dengan kabar yang sudah lama mereka nantikan tentang baju toga, tentang sarjana SI dan akan pulang berkumpul lagi dengan mereka.  Tetapi apa yang kukabari membuat mamaku menangis seminggu. Aku baru memberitahukan Orangtua setelah di semester dua perkuliahanku. kata Abah mama sudah menangis seminggu membaca surat yang aku kirimi. Aku memang terbiasa berbicara melalui kertas, maka surat dua halaman itu adalah kabar yang paling mengguncangkan mamaku. Sumpah, aku tapi tidak pernah bermaksud mengecewakan orang -orang yang aku sayangi.  Abah membujukkku selesaikan kuliah pertamamaku. aku tidak bisa balasku sambil terisak. Bah bilang kasian mama mengurung diri dikamar terus.

Tahun ini adalah tahun yang paling membuatku murung. Pantas saja, aku memang sudah berhasil membuat keputusan ekstrim tapi hatiku tak pernah tenang karena aku belum pernah meminta restu orang tua.
Abah tidak bertanya panjang lebar di telefon karena aku sudah menjelaskan panjang lebar di surat yang aku kirim melalui kapal, yang aku bungkus dengan map cokelat, aku kirimi juga sebuah buku harapan dan doa orang tua agar mau mendoakan anak yang pembangkang ini.

Beberapa hari dan berkali- kali bah selalu menelfon dan aku tak mau mengangkatnya. aku pikir sudah jelas tidak ada yang harus dijelaskan lagi tentang keputusanku itu. Ah... orangtua sekecewa - kecewannya pada anaknya  tapi cinta mereka lebih besar dari kecewa dan amarah.

Tahun ini aku mungkin berhasil menaklukkan diriku yang idealis tapi tidak realistis ini, belajar dengan suasana menyenangkan walaupun tidak menyenangkan aku menikmatinya, aku menikmati setiap detik, setiap moment, setiap bertemu dengan orang baru yang lebih bahagianya lagi aku sudah di ridhoi oleh mama dan bah untuk kuliah lagi.

Tahun ini nikmat mana lagi yang aku dustakan. ???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar