Rabu, 12 Februari 2014

#Kisah Himpunan HIku

Setelah tes usia mental disinih http://www.mbti123.com/mental/id/, usia mentalku lebih tua tiga tahun dari Usia sebenarnya. dan itu artinya saya bisa menerima hal lain yang tidak sesuai dengan inginku. iya, menjadi tua itu pasti dan menjadi dewasa itu pilihan. 

Beberapa minggu ini himpunanku seperti tidak  terarah. Saya selalu memposisikan diri sebagai orang tua di Himpunan sebagai orang tua saya merasa gagal mengkader adek adekku...Wah, ternyata jadi orang tua itu harus punya kesabaran tinggak dewa dan tentunya bergabung dalam himpunan adalah pilihan sadarku. Saya menyenangi dunia mengkader diamana saya melatih dan saya dilatih. Dunia pengkaderan adalah dunia belajar mengukur diri, meihat potensi diri dan orang lain dan bekerjasama. 

Yah… menjadi orang tua dihimpunan saya meihat Bahwa pemahaman seorang anak  ketika mereka beranjak dewasa yang punya dunia sendiri merasa bahwa orangtua selalu ikut campur pada setiap keputusan mereka.  di himpunan saya punya sosok dosen yang beliau tidak hanya mengajar tapi mendidik, beliau mendidik juga dengan teladan. Beliau  memutuskan mengarahkan himpunan dan terjun langsung tahun 2012 dua tahun perjalanan himpunanku sejak 2010. Beliau memposisikan diri sebagai orangtua  dan mahasiswa adalah anak- anaknya yang bisa ia marahi. Tapi bukan marah tanpa sebab. saya salah besar menggunakan bahasa ‘’marah’’ yang lebih tepatnya ''dibina''.  
Tapi adeku – adeku selalu merasa bahwa mereka tak pernah ada benarnya,selalu dimarahi. dan beliau adalah monster. 
 Waduh panjang ini ceritanya. Dari semua kejadian saya hanya ingin mengambil hikmah-hikmahnya.

1.    Inti memulai sesuatu adalah niat. Niat menjadi tolak ukur kerja kita. Ada atasan, ada banyak orang kita terus saja melakukan sesuatu karena sebenarnya saya akan mempertanggungjawabkannya pada ALLAH swt. Bukan pada siapa –siapa.
2.    Manusia memang membutuhkan pujian. Tapi jika pujian itu hanya akan mengkerdilkan diri maka pujian itu sebenarnya sedang menghancurkan saya. 
3.    Pujian dan hinaan sebenarnya efek, hanya efek dari kerja – kerja saya.
4.    Himpunan memang bukan segala – galanya tapi saya memulai segalanya dari himpunan.
5.    Bagaimana saya bisa diberi kepercayaan kalau saya tidak bisa dipercaya, bagaimana saya bisa diberi tanggungjawab kalau saya tidak bertanggungjawab
6.    Semua itu di mulai dari yang terkecil dimulai dari diri sendiri.
7.    Bagaimana saya bisa mengubah orang – orang di sekelilingku kalau saya tidak bisa merobah diri sendiri.
8.   Oh iya jangan pernah merasa bahwa kitalah yang banyak berkorban, yang banyak mengeluarkan uang, yang paling capek, yang paling baik, yang paling rajin, hahhahah…….
9.    Jangan suka mengkambing hitamkan sesuatu atas ketidak sanggupan kita 


Ah… Himpunan apapun yang terjadi terimakah sudah mendewasakan mentalku. Kalau di dunia kerja nanti saya suka  dibagian pelayanan, sumber daya manusia…Amin..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar