Setelah
tes usia mental disinih http://www.mbti123.com/mental/id/, usia mentalku lebih tua tiga tahun dari Usia sebenarnya. dan itu artinya saya bisa menerima hal lain yang tidak sesuai dengan inginku. iya, menjadi tua itu pasti dan menjadi dewasa itu pilihan.
Beberapa minggu ini himpunanku seperti tidak terarah.
Saya selalu memposisikan diri sebagai orang tua di Himpunan sebagai orang tua
saya merasa gagal mengkader adek adekku...Wah, ternyata jadi orang tua itu
harus punya kesabaran tinggak dewa dan tentunya bergabung dalam himpunan adalah
pilihan sadarku. Saya menyenangi dunia mengkader diamana saya melatih dan saya
dilatih. Dunia pengkaderan adalah dunia belajar mengukur diri, meihat potensi diri
dan orang lain dan bekerjasama.
Yah… menjadi orang tua dihimpunan saya meihat Bahwa
pemahaman seorang anak ketika mereka beranjak dewasa yang punya dunia
sendiri merasa bahwa orangtua selalu ikut campur pada setiap keputusan
mereka. di himpunan saya punya sosok dosen yang beliau tidak hanya
mengajar tapi mendidik, beliau mendidik juga dengan teladan. Beliau
memutuskan mengarahkan himpunan dan terjun langsung tahun 2012 dua tahun
perjalanan himpunanku sejak 2010. Beliau memposisikan diri sebagai orangtua
dan mahasiswa adalah anak- anaknya yang bisa ia marahi. Tapi bukan marah
tanpa sebab. saya salah besar menggunakan bahasa ‘’marah’’ yang lebih tepatnya
''dibina''.
Tapi adeku – adeku selalu merasa bahwa mereka tak pernah
ada benarnya,selalu dimarahi. dan beliau adalah monster.
Waduh panjang ini ceritanya. Dari semua kejadian saya
hanya ingin mengambil hikmah-hikmahnya.
1. Inti
memulai sesuatu adalah niat. Niat menjadi tolak ukur kerja kita. Ada atasan,
ada banyak orang kita terus saja melakukan sesuatu karena sebenarnya saya akan
mempertanggungjawabkannya pada ALLAH swt. Bukan pada siapa –siapa.
2. Manusia
memang membutuhkan pujian. Tapi jika pujian itu hanya akan mengkerdilkan diri
maka pujian itu sebenarnya sedang menghancurkan saya.
3. Pujian
dan hinaan sebenarnya efek, hanya efek dari kerja – kerja saya.
4. Himpunan
memang bukan segala – galanya tapi saya memulai segalanya dari himpunan.
5. Bagaimana
saya bisa diberi kepercayaan kalau saya tidak bisa dipercaya, bagaimana saya
bisa diberi tanggungjawab kalau saya tidak bertanggungjawab
6. Semua
itu di mulai dari yang terkecil dimulai dari diri sendiri.
7. Bagaimana
saya bisa mengubah orang – orang di sekelilingku kalau saya tidak bisa merobah
diri sendiri.
8. Oh
iya jangan pernah merasa bahwa kitalah yang banyak berkorban, yang banyak
mengeluarkan uang, yang paling capek, yang paling baik, yang paling rajin,
hahhahah…….
9. Jangan
suka mengkambing hitamkan sesuatu atas ketidak sanggupan kita
Ah… Himpunan apapun yang terjadi terimakah sudah
mendewasakan mentalku. Kalau di dunia kerja nanti saya suka dibagian
pelayanan, sumber daya manusia…Amin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar