Jumat, 06 Desember 2013

Belajar


Anak itu berlari lalu memperlambat langkahnya, kemudian menoleh tangan mungilnya meraih sebungkus roti cokelat diatas meja panjang. Seperti kilat mengibas tangan mungilnya dengan kasar, kepala didorong, umpatan kasar menghambur. Anak itu, nafasnya beradu, matanya sembab butirannya tertahan mencoba tersenyum, senyumannya getir. Anak itu, bukan maling umurnya kira – kira dua tahun. meja itupun punya ayahnya, memang roti itu adalah penyambung nafas mereka. Mereka jualan roti. Tapi ayahnya baru saja jadi maling, merebut kepercayaan diri anaknya yang jadi modal dasar kehidupannya kelak.


Disemua lini kehidupan selalu ada pembelajaran. Belajar tidak akan berhenti sampai usia akademis saja tapi sepanjang usia kehidupan.

Belajar jadi calon suami yang baik, belajar jadi suami yang baik
Belajar jadi calon bapak yang baik, belajar jadi bapak yang baik
Belajar jadi calon istri yang baik, belajar jadi istri yang baik
Belajar jadi calon ibu yang baik, belajar jadi ibu yang baik
Belajar jadi orangtua yang baik.
Banyak hal tak terduga membersamai hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar