Jumat 29 Desember 2011
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Unifersitas Fajar mengadakan diskusi akhir tahun dengan tema : Global Market Competition in the context of Indonesia’s Positioning. oleh Director of Research Center of Politic and Governance Studies Ekonomi and Political science Departement Bakrie University Asmiati Abdul Malik. Beliau menegaskan bahwa dalam memasuki pasar bebas Indonesia merupakan Market terbesar ke3 didunia, Indonesia harus mampu bersaing secara Kualitas. Ada beberapa point penting yang menjadi sorotan dalam presentasi beliau.
Saya mengaitkannya dengan matakuliah teori Diplomasi oleh pak Achmad. Beliau mengatakan bahwa Diplomasi Indonesia masih lemah. ketika nelayan – nelayan Indonesia melewati batas negara lain. Contohnya Australia nelayan kita ditangkap dan dibakar. Tetapi jika negara lain masuk kebatas negara kita. kita biarkan Dan tidak menjadi prioritas dalam penyelesaiannya.
Masalahnya Biarlah hilang ditiup angin dan tenggelam didasar lautan.. karena kita masih merasa kita membutuhkan Negara lain jadi ‘’ biarlah meraka mencuri’’. Hufff....Saya percaya banyak anak bangsa berpotensi, saya percaya tidak ada yang bodoh, saya percaya Indonesia jadi pemain abad 21. Tapi saya sedih kita kehilangan karakter, kehilangan jati diri, underestimate.
Point:
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Unifersitas Fajar mengadakan diskusi akhir tahun dengan tema : Global Market Competition in the context of Indonesia’s Positioning. oleh Director of Research Center of Politic and Governance Studies Ekonomi and Political science Departement Bakrie University Asmiati Abdul Malik. Beliau menegaskan bahwa dalam memasuki pasar bebas Indonesia merupakan Market terbesar ke3 didunia, Indonesia harus mampu bersaing secara Kualitas. Ada beberapa point penting yang menjadi sorotan dalam presentasi beliau.
- tercatat Penangkapan Ikan di ZEEI dan ekspornya tidak termonitor sekitar 4000 kapal dengan jumlah kerugian US$ 1.200.000.000
- Kapal Kapal eks impor dengan penetapan pengadilan negeri sengketa perdata sebanyak 475 buah kapan dengan kerugian US$ 142.500.000
- Kapal-kapal ilegal yang melanggar daerah penangkapan diperkirakan 1.275 unit kapal, kerugian negra US$ 573.750.000
- Kapal eks impor sebanyak 650 unit dengan ABK tenaga Asing diperkirakan 6.500 orang x US$ 1.200 kerugian US$ 7.800.000.
Saya mengaitkannya dengan matakuliah teori Diplomasi oleh pak Achmad. Beliau mengatakan bahwa Diplomasi Indonesia masih lemah. ketika nelayan – nelayan Indonesia melewati batas negara lain. Contohnya Australia nelayan kita ditangkap dan dibakar. Tetapi jika negara lain masuk kebatas negara kita. kita biarkan Dan tidak menjadi prioritas dalam penyelesaiannya.
Masalahnya Biarlah hilang ditiup angin dan tenggelam didasar lautan.. karena kita masih merasa kita membutuhkan Negara lain jadi ‘’ biarlah meraka mencuri’’. Hufff....Saya percaya banyak anak bangsa berpotensi, saya percaya tidak ada yang bodoh, saya percaya Indonesia jadi pemain abad 21. Tapi saya sedih kita kehilangan karakter, kehilangan jati diri, underestimate.
Point:
- Berkualitaslah.
- Patron thingking alias mengubah mindset terjajah menjadi percaya atas kemampuan diri.
- Jika power kelompok adalah kumpulan power Individu dan power negara adalah kumpulan dari power kelompok. Maka membina kekuatan Individu dan kekuatan kelompok pada dasarnya membina kekuatan negara.(Hal 63, Geopol sumber daya dan kekuatan negara Dr Hj sriHayati M.Pd dan Drs Ahmad Yani M.Si)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar