# Proses Berkembang
Aku
ingin hamil punya banyak anak. bukan karena romantisme melankolis, ingin memadu
cinta, tuntutan usia atau apalah, dan
tiba – tiba saja (aku bukan penganut teori tiba – tiba) teman –teman
kecil yang selalu bermain dikamarku bertambah banyak lebih dari lima orang. memaksaku bermain belajar –belajar, bermain
masak – masak karena aku Punya peralatan
dapur serba mini, tentu saja magnet buat mereka, melakukan eksperimen dari menggoreng telur, membuat mie instan memasak sayur dll. membuat kamarku berantan takkaruan. Pulang kuliah
dalam keadaan lelah aku harus menerima
kenyataan bahwa, mereka sudah didepan pintu, menungguku melanjutkan bermain
belajar – belajar. really mereka bawel, rese’, berisik dan menjengkelkan sekali bertanya
banyak hal, dan suka ngambek kalau melihatku dekat dengan salah satu diantara mereka, katanya
aku pilih kasih, lalu menulis surat dan mengirimkannya padaku dikesempatan lain.
Bahkan mereka saling bermusuhan jika kalah merebut hatiku.
oh... begini yah rasanya punya banyak anak, Melelahkan.
tanpa kesabaran yang banyak hanya akan membuatku
tidak memberikan yang terbaik buat mereka
karena mereka adalah musuh ketenangan.
Aku ingin
menjadi orang yang baik, ikhlas dan
pembelajar, Tanpa kusadari aku didekatkan dengan sebuah komunitas yang
sumpah bikin mendidih, suka terlambat, tidak suka membaca, tidak ada jiwa
kompetisi, suka menunda – nunda dan banyak alasan. Mungkin saja Aku terlalu
idealis.
Oh... begini rasanya menjadi baik
selalu bikin sakit hati dan dan
terbawa malas karena lingkungan.
Tanpa kesabaran
yang banyak selamanya aku tak bisa
mengukur seberapa baik, ikhlas dan punya jiwa pembelajar.
Kekurangan pengetahuan akan sulit punya kesabaran, kemalasan berfikir akan sulit memaknai sesuatu sebagai proses
berkembang. Inspiratorku bilang Kalau
kita tidak sadar kita sakit, obat apapun
tidak akan mujarab.
Ternyata menjadi sabar tidak bisa sekedar
teori dimulut tapi diyakini dihati dan
dilakukan dengan pengetahuan dan berfikir. pantasan selalu digandengkan dengan sholat
(iman) bukan sekedar teori dimulut tapi diyakini dihati dan dilakukan dengan pengetahuan dan berfikir.
inspiratorku bilang itu artinya cinta
tidak sekedar kata sifat tapi kata kerja yang butuh pembuktian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar