Rabu, 29 Oktober 2014

Menjadi Muslim



Melajukan Kemusliman Kita  di Tengah Masyarakat yang Enggan
Tarbawi Edisi 282 Th 14 Dzulqaidah 1433 H 4 Oktober 2012

Menjadi muslim yang lebih berkualitas di zaman ini tidaklah mudah. Hambatan rintangan teramat banyak dan beragam. Sehingga kemusliman itu sesungguhnya mengajarkan kita semangat perubahan dan pertumbuhan yang tidak boleh berhenti dari waktu kewaktu. 

Bagaimana kita melaju ditengah masyarakat yang memahami islam secara parsial, melaju di tengah masyarakat yang terlampau jauh membawa Islam pada senda gurau.

Melajukan kemusliman adalah potret bagaimana kita akan mengurangi pergolakan hidup dalam prespektif seorang muslim karena bukan sekedar bagaimana seorang manusia bisa servive, bukan sekedar menjadi orang yang mampu menaklukan berbagai tantangan kehidupan baru. Kalau hanya soal itu maka kita hanya bicara soal bertahan hidup dan bagaimana menguasai sumber daya. 

Tapi bagi seorang muslim ini adalah potret tentang perjuangan meneguhkan kemusliman kita ditengah segala tantangan baru. Sehingga ada 3 unsur yang utama yang sangat berperan dalam membentuk kemusliman kita.   Pertama, Diri Kita sendiri. Seperti apa kita mampu menaklukkan diri kita sendiri sebab kemandirian kita sebagai manusia adalah kekuatan sekaligus kelemahan. Kita bebas menjadi apa saja yang kita mau. Kedua Realitas kehidupan dibangun oleh budaya dan peradaba masyarakat. Ketiga,   Islam sebagai nilai yang dijadikan pegangan.

Bagaimana melajukan kemusliman kita akan mendapatkan masalah yang datang dalam diri sendiri dan muncul dari lingkungan kita. Memilih menjadi seorang muslim harus bisa melaju dalam kondisi apapun yang terjadi di zamannya. Sebab agamanya (Islam) yang kuat mampu membimbingnya mengahadapi situasi apapun.

Melajukan kemusliman kita sebenarnya terletak ada kesungguhan kita memahami Islam. Kesungguhan untuk meyakininya, kesungguhan untuk mengidentitaskan pemahaman dan keyakinan itu dalam diri kita sebagai seorang muslim.

Problemnya adalah keengganan kita  untuk menerima integrasi antara Islam dan kehidupan itu sendiri yang dirusak dengan berbagai pemisahan. Kita berlari mengadukan masalah kita kepada Allah tapi tidak mau mencari tahu apa yang ditunjukkan  Allah tentang bagaimana menyelesaikan masalah itu. kita bermunajat penuh penghayatan kepada Allah tapi kita enggan mempelajari apa yang diajarkan Allah untuk  melajukan kemusliman kita disegala kondisi zaman.


*Tulisan di majalah Tarbawi ini saya edit sesuai dengan kebutuhanku. sekedar meyakinkan diriku bahwa  menjadi seorang muslim tidak hanya sebatas bagaimana kita sholat dan berbuat baik.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar