Melajukan Kemusliman Kita
di Tengah Masyarakat yang Enggan
Tarbawi Edisi 282 Th 14 Dzulqaidah 1433 H 4 Oktober 2012
Menjadi muslim yang lebih berkualitas di zaman ini tidaklah
mudah. Hambatan rintangan teramat banyak dan beragam. Sehingga kemusliman itu
sesungguhnya mengajarkan kita semangat perubahan dan pertumbuhan yang tidak
boleh berhenti dari waktu kewaktu.
Bagaimana kita melaju ditengah masyarakat yang memahami
islam secara parsial, melaju di tengah masyarakat yang terlampau jauh membawa
Islam pada senda gurau.
Melajukan kemusliman adalah potret bagaimana kita akan
mengurangi pergolakan hidup dalam prespektif seorang muslim karena bukan
sekedar bagaimana seorang manusia bisa servive, bukan sekedar menjadi orang yang
mampu menaklukan berbagai tantangan kehidupan baru. Kalau hanya soal itu maka
kita hanya bicara soal bertahan hidup dan bagaimana menguasai sumber daya.
Tapi bagi seorang muslim ini adalah potret tentang
perjuangan meneguhkan kemusliman kita ditengah segala tantangan baru. Sehingga
ada 3 unsur yang utama yang sangat berperan dalam membentuk kemusliman kita. Pertama, Diri Kita sendiri. Seperti apa kita mampu
menaklukkan diri kita sendiri sebab kemandirian kita sebagai manusia adalah
kekuatan sekaligus kelemahan. Kita bebas menjadi apa saja yang kita mau. Kedua Realitas kehidupan dibangun oleh budaya dan
peradaba masyarakat. Ketiga,
Islam sebagai nilai yang dijadikan pegangan.
Bagaimana melajukan kemusliman kita akan
mendapatkan masalah yang datang dalam diri sendiri dan muncul dari lingkungan
kita. Memilih menjadi seorang muslim harus bisa melaju dalam kondisi apapun
yang terjadi di zamannya. Sebab agamanya (Islam) yang kuat mampu membimbingnya
mengahadapi situasi apapun.
Melajukan kemusliman kita sebenarnya
terletak ada kesungguhan kita memahami Islam. Kesungguhan untuk meyakininya,
kesungguhan untuk mengidentitaskan pemahaman dan keyakinan itu dalam diri kita
sebagai seorang muslim.
Problemnya adalah keengganan kita untuk menerima
integrasi antara Islam dan kehidupan itu sendiri yang dirusak dengan berbagai
pemisahan. Kita berlari mengadukan masalah kita kepada Allah tapi tidak mau
mencari tahu apa yang ditunjukkan Allah
tentang bagaimana menyelesaikan masalah itu. kita bermunajat penuh penghayatan
kepada Allah tapi kita enggan mempelajari apa yang diajarkan Allah untuk melajukan kemusliman kita disegala kondisi
zaman.
*Tulisan di majalah Tarbawi ini saya edit sesuai dengan kebutuhanku. sekedar meyakinkan diriku bahwa menjadi seorang muslim tidak hanya sebatas bagaimana kita sholat dan berbuat baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar