Paling tidak ada dua narasi raksasa
tentang asal – usul realitas. Pertama adalah narasi agama. Narasi yang berkisah
tentang penciptaan alam semesta oleh Tuhan dari ketiadaannya dan kedua narasi
kosmologi sekuler. Narasi yang merupakan kombinasi filsafat dan ilmu alam ini
memunculkan berbagai teori – teori besar sebagai lawan tanding narasi agama. Terlepas
dari perbedaan satu sama lain keduanya bersikukuh tentang perwujudan alam semesta,
serta peristiwa-peristiwa yang membersamainya. Seluruh kerja kognitif manusia mulai
membongkar segala ilmu pengetahuan. (copiedit dari buku Posrealitas. Yasraf Amir Piliang).
Manusia bertindak sebagai subjek
dan objek terhadap ilmu pengetahuan. Dia
tidak bisa melepaskan ke – aku-annya begitu saja. Serangkaian perjalanan hidup, pencarian kehidupan, serta
pengalaman- pengalaman hidup
membentuknya melihat realitas. Semacam frame
yang membantunya membaca ilmu pengetahuan. Sekeras apapun manusia mencoba membebaskan fikirannya membaca lingkungan dia
tidak pernah kemana- mana. Dia sudah memiliki pengetahuan sendiri yang telah ia
bentuk sesuai dengan kecenderungannya.
Agama memang menyentuh sisi sensitif
manusia karena tempatnya di hati. Islam misalnya. Lupakan Islam sebagai sebuah
agama. Karena manusia hanya akan melakukan penentangan – penentangan Terhadapnya.
Manusia banyak mencurigainya sebagai sebuah pemahaman yang tidak sesuai dengan zaman.
Mencurigainya sebagai penyebab dari segala ekstrimisme.
Islam bukan hanya agama tapi sebuah sistem. The way of life. Karena the way of life manusia tidak akan mampu memahaminya sebatas
bangku sekolah bahkan universitas tetapi
mempelajarinya sepanjang bentangan usia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar