Sabtu, 06 September 2014

Lupakan Islam Sebagai Sebuah Agama



Paling tidak ada dua narasi raksasa tentang asal – usul realitas. Pertama adalah narasi agama. Narasi yang berkisah tentang penciptaan alam semesta oleh Tuhan dari ketiadaannya dan kedua narasi kosmologi sekuler. Narasi yang merupakan kombinasi filsafat dan ilmu alam ini memunculkan berbagai teori – teori besar sebagai lawan tanding narasi agama. Terlepas dari perbedaan satu sama lain keduanya bersikukuh tentang perwujudan alam semesta, serta peristiwa-peristiwa yang membersamainya.  Seluruh kerja kognitif manusia mulai membongkar  segala ilmu pengetahuan. (copiedit  dari buku Posrealitas. Yasraf Amir Piliang).

Manusia bertindak sebagai subjek dan objek terhadap ilmu pengetahuan.  Dia tidak bisa melepaskan ke – aku-annya begitu saja. Serangkaian  perjalanan hidup, pencarian kehidupan, serta pengalaman- pengalaman  hidup membentuknya melihat realitas.  Semacam frame yang membantunya membaca ilmu pengetahuan. Sekeras apapun manusia mencoba  membebaskan fikirannya membaca lingkungan dia tidak pernah kemana- mana. Dia sudah memiliki pengetahuan sendiri yang telah ia bentuk sesuai dengan kecenderungannya.
Agama memang menyentuh sisi sensitif manusia karena tempatnya di hati. Islam misalnya. Lupakan Islam sebagai sebuah agama. Karena manusia hanya akan melakukan penentangan – penentangan Terhadapnya. Manusia banyak mencurigainya sebagai sebuah pemahaman yang tidak sesuai dengan zaman. Mencurigainya sebagai penyebab dari segala ekstrimisme. 

 Islam bukan hanya agama tapi sebuah sistem.  The way of life. Karena the way of life  manusia tidak akan mampu memahaminya sebatas bangku sekolah bahkan  universitas  tetapi  mempelajarinya sepanjang bentangan usia.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar