Rabu, 02 Juli 2014

:)

Ulang Tahun [part-1]
===================
Seandainya kamu dihadapkan pada dua pilihan, siapa yang lebih kamu pilih untuk menggenapi kehidupan kamu? Seseorang yang kamu cintai tapi dia tidak mencintai kamu, atau seseorang yang mencintai kamu tapi tidak kamu cintai?
***
Itu pertanyaan Mama sebelum Tuhan mempertemukan aku dengan kamu. Pertanyaan di masa sulit ketika aku bingung dan gelisah perihal jodoh yang tak kunjung tiba, padahal sudah dua kali aku gagal berproses dengan laki-laki yang aku harapkan bisa menggenapiku. Pertanyaan yang baru aku mengerti maksud dan jawabannya setelah hidup menggenap bersama kamu. Siapapun ingin menggenap bersama orang yang dicintainya, pikirku waktu itu. Jadi aku menjawab pilihan yang pertama; menggenap bersama seseorang yang aku cintai walaupun orang tersebut tidak mencintai aku. Dan Mama hanya tersenyum mendengar jawabanku.
“Kamu tahu, kebanyakan orang mengharapkan sosok yang ideal untuk menggenapi hidupnya. Sosok ideal yang biasanya menjelma menjadi seseorang yang dicintai atau seseorang yang diharapkan. Sayangnya, kita tidak hidup dalam dunia harapan. Kita hidup dalam dunia yang bernama realitas. Dan tidak semua harapan bisa hidup dalam realitas. Jadi jika semua perempuan berharap seorang laki-laki yang dicintainya akan menggenapinya, realitasnya tidak semua laki-laki yang diharpakan oleh perempuan, menikahi perempuan yang mengharapkannya. Nah, pertanyaan mama tadi adalah salah satu contoh kondisi yang tidak ideal, tapi ada banyak orang yang harus menghadapi realitas seperti itu.”

“Idealnya, sepasang laki-laki dan perempuan yang akan saling menggenapi memang sudah siap untuk saling mencintai sepanjang usia mereka. Tapi realitasnya, tidak semuanya seperti itu. Ada yang ngakunya saling mencintai sejak lama, tapi karena terlalu lama menjalin cinta sebelum menggenap, cintanya habis di tengah perjalanan, tidak sampai pada pelaminan. Ada yang sampai pelaminan, tapi tidak sampai sepanjang usia. Berpisah di tengah jalan. Mama hanya ingin bilang, kalau setiap orang akan mengalami kondisi tidak ideal dalam hidupnya, Sayang. Hanya bentuknya saja yang berbeda-beda. Kamu, tak terkecuali. Jadi tak perlu berlarut-larut dalam kesedihan. Toh hidup bukan permasalahan ideal atau tidak, tapi tentang bagaimana kita menjalaninya.” Mama mencoba menghibur aku

“Kalau misalkan Mama yang berada pada kondisi seperti pertanyaan Mama tadi, mana yang akan Mama pilih?” aku balik bertanya penasaran.
“Menggenap bersama seseorang yang mencintai mama, walaupun mama tidak mencintainya.” Mama menjawab dengan tenang dan yakin, aku semakin penasaran dengan alasan Mama.
“Kenapa begitu, Ma?”
“Karena berusaha untuk mencintai orang lain, selalu lebih mudah daripada membuat orang lain mencintai kita, Sayang. Cinta itu adanya di hati. Hati yang merasakannya. Dan kita hanya bisa mengendalikan dan mengkondisikan hatinya kita, bukan hatinya orang lain. Seberapa besarpun usaha kita untuk membuat orang lain mencintai kita, pada akhirnya yang memutuskan apakah dia mencintai kita atau bukan ya dia, bukan kita. Hatinya yang merasakan, bukan hatinya kita. Sama halnya, jika ada seseorang yang melukai hati kita, membuat kita kecewa atau sederet perasaan menyakitkan lainnya, pada akhirnya, kita sendiri yang harus menyembuhkan luka itu. Tak perlu menunggu ucapan maaf, atau mengharapkan orang lain yang menyembuhkannya. Karena sekali lagi, yang bisa kita kendalikan adalah hati punya kita sendiri. Bukan hatinya orang lain.”

“Lagipula, cinta hanyalah salah satu bentuk perasaan yang ada di dunia ini. Bukan satu-satunya. Bahkan bisa jadi, ada perasaan lain yang jauh lebih penting daripada cinta, ada rasa lain yang lebih dibutuhkan sepasang manusia yang saling menggenapi. Rasa percaya misalkan, sepasang manusia bisa saja bertahan hidup bersama tanpa rasa cinta. Tapi tanpa rasa percaya? Ah, kamu cari tahu saja penyebab kenapa sepasang manusia yang sudah menggenap sekian lama memilih untuk bercerai. Alasan yang paling banyak bukan karena sudah tidak cinta, tapi sudah tidak lagi percaya.”
“Jadi, tak perlulah banyak-banyak memikirkan cinta. Penting, tapi masih banyak yang lebih penting. Membuat bahagia, tapi masih banyak yang lebih membahagiakan. Tenang saja, kita hanya harus berusaha untuk menggapai apa yang kita harapkan. Biarkan Allah yang Maha Baik yang memutuskan, kalaulah itu baik bagi kita, Allah akan mempertemukan kita dengan siapa yang kita harapkan. Kalaulah Allah tidak mempertemukan, berarti Allah akan menggantinya dengan seseorang yang lebih baik.”

***
Aku masih ingat senyum mama mengakhiri pembicaraan kami waktu itu, dan betapa benar adanya apa yang Mama katakan itu. Cinta bukanlah satu-satunya rasa penghuni hati. Seperti yang sedang aku rasakan sekarang, terhadap kamu. Entahlah, apakah kita boleh membenci seseorang yang kita cintai? Nyatanya, aku sedang membenci kamu, yang melupakan begitu saja hari ulang tahunku.
.... bersambung ke part-2
___ Genap, Nazrul Anwar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar