Punya banyak anak itu banyak rezeki beritanya.
Tapi jaman sekarang banyak anak itu bikin susah. Belum lagi kebutuhan sehari –
hari yang terus saja melonjak. Belum lagi tingkat stress yang meningkat. begitu
katanya. Ketika Pemerintah mengeluarkan kebijakan keluarga berencana saya
fikir sebuah cara yang bijaksana agar keluarga belajar mengatur rencananya
tentang jumlah anak, mau dua, tiga, enam, duabelas yang penting direncanakan
dengan baik jarak antara anak satu dengan yang lainnya, agar kebutuhan sikecil
terpenuhi. Tapi yang penting adalah motivasi berkeluarga. Buat apa?. Bahwa
berkeluarga itu adalah ibadah sehingga apapun yang terjadi diperjalanan adalah
sebuah konsekwensi logis atas pilihan sadar. bahwa punya banyak anak
sebenarnya sedang turut berkontribusi membangun kemenangan.
‘’Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat
mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab
banyaknya kamu dihadapan para nabi nanti pada hari kiamat.’’(Shahih Riwayat
Ahmad, Ibnu Hibban dan Sa’id bin Manshur dari jalan Anas bin Malik).
Konfigurasi Politik Global Abad ini salah
satunya akan bicara tentang Demografi. Ketika negara – negara adikuasa
membatasi angka kelahiran bahkan berencana untuk tidak mempunyai anak.
Yang terjadi adalah tingkat usia produktifnyapun berkurang yang ada hanyalah
orang – orang usia lanjut. Sekarang kita harus berterima kasih pada orang tua
yang punya banyak anak bahwa demografi usia produktif negara – negara Islam
semakin meningkat dan hal ini menjadi kekuatan politik, social,
budaya yang menjadi sebuah kekuatan tandingan paling berat yang dihadapi Barat.
Well,, saya pun belum berkeluarga saat menulis
cerita ini. Tapi saya sedang membuat sebuah pendapat bahwa punya banyak anak
bukanlah sebuah fantasi seksualitas yang berlebihan tapi kembali pada niat awal
membangun bahtera keluarga. Bahwa motivasi berkeluarga bukan hanya sekedar
memadu cinta tetapi sebuah ibadah. sebuah kontribusi membangun kemenangan Islam
yang dimulai dari membentuk keluarga islami.
Mengenai jumlah anak saya fikir itu
pilihan. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar