Selasa, 21 Januari 2014

#Dunia Anak




Gadis kecil yang jari-jari tangannya kering dan pecah-pecah.

Gadis kecil yangjari jari tangannya kering dan pecah-pecah begitupun jari-jari kakinya, memelukku erat. saat hujan bercampur angin itu menyerbu kami tanpa ampun.'' K rima takut rintihnya'', kudekap lebih erat tubuh mungilnya. ''seru ya malam ini...jawabku''. yang kumau dia tak boleh takut,yang kumau dia tetap tersenyum apaun yang terjadi. 
dan dia tersenyum, tapi  kutau dia tak bisa berjalan lagi kakinya perih. 
     (21 maret 2012)

#Rasa.
Terhitung tanggal 21 agustus tahun ini kami sering menghabiskan malam bersama. Itu, karena Dia memintaku menemaninya belajar. Awalnya dia hanya meminta ditemani belajar bahasa Inggris namun belakangan kami belajar semuanya kecuali matematika, untuk urusan menghitung, aku angkat tangan. Kami selalu memulai aktifitas pukul tujuh dan berakhir dipukul sembilan malam namun malam ini saat jarum jam di angka 8 Dia belum juga datang, kupikir memang tidak datang. Namun tiba – tiba pintuku diketuk pelan dan langsung dibukanya tanpa salam tapi permohonan maaf karena terlambat dan tidak memberi kabar. anak Sembilan tahun yang tak lengkap lagi merasakan kehangatan cinta bernama keluarga sejak usianya tiga tahun bukan karena salah satu dari mereka terlalu cepat berjumpa dengan sang pencipta. Tapi mereka terlalu cepat menciptakan jarak dengan perpisahan dan memulai kehidupan masing – masing. 
Malam itu kami belajar tentang peta buta. Buatku anak – anak memang harus sedini mungkin belajar tentang negaranya agar mereka mengenal lebih awal dan punya imunitas tentang budayanya yang berbhineka tunggal ika itu, Seperti anak –anak Jepang yang bangga pada budayanya…. Sambil memainkan pensil gambar, mulutnya seperti komat- kamit belakangan agak tinggi intonasinya, ternyata dia sedang menyanyikan lagu seventeen….. ‘’ Aku hanya memanggilmu Ayah, di saat aku kehilangan arah, aku hanya mengingatmu Ayah, jika aku telah jauh darimu....Ayah……. wajahnya tetap serius mewarnai lautan peta buta Indonesia tanpa sedikitpun menoleh padaku. Matanya berembun. Aku hanya bisa menarik nafas panjang dan bergumam dalam hati aku yang sedang belajar darinya, belajar tentang sebuah keluarga.



15 agust 2012#. Satu malam disuatu tempat yg berbeda, dihari yang berbeda dan orang-orang  yang berbeda. Aku mendengar dua temanku dengan sangat antusias hiperbola,dan berdurasi panjang, cerita tentang perkembangan hewan kesayangan mereka. Vini & chika cerita tentang kucing mereka yg lucu,penurut, jadwal potong kuku,jadwal makan, lengkap dngan nama panjang dan panggilannya. Katanya mereka rindu pada kucingnya dikampung halaman. 
Pun yaya dan winda. Cerita tentang ayam. Ayam windah harus dipakaikan pita satupersatu. Supaya cantik katanya. Ayam yaya namanya kotek. Kotek adalah induk penghasil kotek-kotek kecilnya. Itulah mengapa yaya begitu menyayangi kotek. Emm kata yaya. Ayam itu tidak tahan dingin mereka suka berteduh. Itulah salah satu sebab kotek mati. Yah, mati karena kedinginan. Tentu yaya sedih. Dalam harapanya yaya ingin kotek bangkit lagi.# cinta kadang mengalahkan logika. Ini soal rasa. Sekalipun pada hewan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar