Istilah oposisi
mungkin menjadi hal yang asing sekaligus aneh untuk sebuah kepemimpinan mahasiswa
apalagi jika dikaitkan dengan Usia kelembagaan. Namun kematangan individu
maupun organisasi, usia tidak menjadi alat ukur yang bijaksana. Dan kalaupun
istilah oposisi erat kaitannya dengan politik pemerintahan dan ketika mahasiswa
menggunakan istilah oposisi dalam kelembagaannya dirasa hal yang tidak etis. Bukankah
mahasiswa yang nantinya akan menjadi director of change adalah mereka yang harus
peka dengan dinamika social politik yang ada disekitarnya?, Bukankan kampus
melalui lembaga kemahasiswaan adalah praktek
– praktek politik kecil yang kita lakukan ?, Bukankah universitas adalah miniature
sebuah negara?, Bukankah kampus adalah miniature
kita bernegara ?. menurut saya yang menjadi kegelisahan mahasiswa dan politik
bukan pada prakteknya tapi nilai – nilai idealisme kelembagaan yang ditakutkan hanya
berumur kampus.
Periode kepemimpinan
tahun ini Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional mengusung calonnya dan
kalah. Lalu mengambil inisiatif untuk beroposisi yang artinya punya pandangan
berbeda dengan kepemimpinan Eksekutif Mahasiswa yang baru, yang artinya menolak
ikut serta bergabung dalam kepengurusan kepemimpinan Eksekutif Mahasiswa yang baru.
Pertanyaan dan pernyataan
muncul. Kenapa harus oposisi?, Usia BEM masih muda, butuh pembenahan lebih lanjut tidak perlulah beroposisi, mari kita bangun bersama. Dalam hal ini saya
pribadi melihatnya bukan salah benar. Tapi sebuah potret aktifitas kelembagaan
yang tidak bisa dilihat hanya satu imajinasi, banyak imajinasi yang mungkin
saja terjadi. Bukankah dulu diawal pembentukan BEM UNIFA, BEM sudah memulai aksinya dengan
menentang kampusnya sendiri dan usia BEM kala itu baru saja lahir. Sekali lagi
usia bukanlah alat ukur yang bijaksana.
Tentunya, Pihak yang
memilih oposisi dituntut untuk tetap memberikan kritik yang bersifat konstruktif
bukan memperlihatkan sikap arogan, paling benar. Pihak yang dioposisikan dituntut untuk belajar
menerima hal – hal yang tidak sepaham, tidak sejalur dan tentunya akan menambah khasanah berfikir khususnya
analisis strategis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar