Bukan karena kamu pemimpin maka kamu boleh berbuat sekehendak hati kamu. Menjadi pemimpin yang ditakuti, itu biasa. Menjadi pemimpin yang dicintai, itu baru luar biasa.
Syaikh Muhammad Abduh menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pemimpin dalam firman Allah "ar rijalu qawwamuna 'alan nisaa" adalah kepemimpinan yang di dalamnya pihak yang dipimpin bebas berbuat menurut kehendak dan pilihannya, dan bukan kepemimpinan dimana orang yang dipimpin itu ditekan dan dirampas kehendaknya.
Menilik pemaknaan di atas, ketrampilan memimpin yang menyebabkan
orang-orang yang dipimpin merasa senang, bahagia, tenang, leluasa dan
teroptimalkan potensinya, amatlah diperlukan.
Agar tidak menjadi pemimpin yang arogan, otoriter, sewenang-wenang, tidak peka terhadap keinginan pihak yang dipimpin. Agar tidak menjadi pemimpin yang menyusahkan dan menyakiti hati pihak yang dipimpin.
Agar tidak menjadi pemimpin yang arogan, otoriter, sewenang-wenang, tidak peka terhadap keinginan pihak yang dipimpin. Agar tidak menjadi pemimpin yang menyusahkan dan menyakiti hati pihak yang dipimpin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar