Semoga dapat diambil manfaatnya untuk yang sudah, maupun belum
..............................
Kita seringkali menganggap pernikahan itu adalah peristiwa hati. Padahal sesungguhnya pernikahan adalah peristiwa peradaban.
Ini bukan cuma tentang 2 manusia yg saling mencinta lalu mengucap akad. Tetapi bahkan ini merupakan peristiwa peradaban yg mengubah demografi manusia
Pernikahan adalah sayap kehidupan. Rumah adalah benteng jiwa. Jika di rumah kita mendapat energi memadai, di luar rumah kita akan produktif
'Sakinah' bukan cuma 'tenang'. Ia berasal dari kata 'sakan' yang artinya 'diam/tetap/stabil'. Maka ia menjadikan tenang karena stabil, bukan tenang yang melalaikan
Sakinah adalah perasaan tenang yang lahir dari kemantapan hati. Manusia menjadi tenang saat kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi secara komprehensif
Al Quran menjelaskan: 'Kami jadikan air sebagai sumber kehidupannya'. Air (mani) merupakan: sumber (simbol) stabilitas (psikis saat diatur volumenya dalam tubuh) dan produktifitas (kualitas semangat & kuantitas keturunan)
Hakikat pernikahan tidak bisa dipelajari dari manapun. Learning by doing. Islam mengarahkan menikah muda agar rasa penasaran itu cepat terjawab.
Agar setelah 'rasa penasaran' itu terjawab, perhatian seseorang bisa lebih banyak tercurah dari urusan biologis ke intelektualitas-spiritualitas.
Tidak perlu takut terhadap beban hidup, yang perlu dilakukan hanya mengelolanya. Sebab pelaut ulung pun lahir setelah melewati gelombang-gelombang samudera
Yang bisa membuat kita melewati gelombang itu adalah persepsi awal yang benar tentang cinta. Yaitu cinta sebagai dorongan untuk terus memberi pada yang kita cintai
Hubungan yang terbina dari sini bukan hanya hubungan emosional, tapi juga spiritual-rasional. Karna keluarga ini adalah basis sosial terkecil untuk membangun peradaban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar